!-- KakiNetwork.Com Likebox Pro FBFan Code Start -->
Terimakasih atas kunjungan Anda ke blog kami, semoga bisa untuk saling berbagi. Aamiin.

Rabu, 24 Oktober 2012

Mengapa Allah Swt menggunakan kata ganti laki-laki (dhamir) untuk diri-Nya dalam al-Qur’an?


Sebab mengapa Allah Swt al-Qur’an menggunakan kata ganti orang ketiga laki-laki untuk diri-Nya adalah lantaran al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab dan penggunaan kata ganti laki-laki (dhamir, pronomina) bagi Allah Swt telah sesuai dengan kaidah dan sastra bahasa Arab. Karena Allah Swt bukan muannats (feminim) hakiki dan juga bukan mudzakkar (maskulin) hakiki dan juga tidak menggunakan penggunaan qiyâsi (mengikuti kaidah tertentu) dan simâi muannats majâzi (figuratif). Karena itu, berdasarkan kaidah bahasa Arab yang harus digunakan untuk Zat Allah Swt adalah kata ganti-kata ganti dalam bentuk maskulin figuratif (mudzakkar majâzi). Di samping itu, tanda-tanda literal maskulin dan feminin bukan sebagai penjelas kedudukan dan derajat yang mengandung nilai (value).

Bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab. Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lainnya menggunakan dua jenis kata ganti dan pronomina (dhamir) orang ketiga laki-laki (mudzakkar) dan kata ganti orang ketiga perempuan (muannats). Suatu hal yang natural bahwa setiap buku atau kitab yang ingin ditulis menggunakan bahasa ini, kendati ia merupakan kitab Ilahi, maka ia harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa tersebut dan gramatikanya.

Bahasa Arab, karena tidak memiliki kata ganti orang ketiga waria (khuntsa), sebagian hal yang tidak memiliki jenis kelamin dinyatakan dengan kata ganti orang ketiga laki-laki (dhamir mudzakkar). Namun, yang semisal dengan masalah ini, juga terdapat dalam bahasa-bahasa yang lain, seperti bahasa Prancis. Dengan bersandar pada poin ini dapat diambil kesimpulan bahwa pernyataan kata ganti orang ketiga laki-laki, sama sekali tidak ada kaitannya dengan sifat kelaki-lakian.

Pada kenyataannya, dapat dikatakan bahwa al-Qur’an tidak didominasi oleh pandangan patriarkial yang berkembang pada budaya zamannya, melainkan sebuah tipologi bahasa yang mengkondisikan pembicaranya supaya memperhatikan dan mematuhi hal tersebut. Karena itu, al-Qur’an,  dengan alasan diturunkan dan diwahyukan dalam bahasa Arab, bertutur kata dengan wacana ini dan menggunakan pronomina-pronomina dan redaksi maskulin (mudzakkar) yang selaras dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab. 

Dengan kata lain, dari satu sisi, dalam bahasa Arab, nomina-nomina (asmâ) dan verba-verba (af’âl) (selain verba kata ganti orang pertama tunggal [mutakkalim wahdah] dan kata ganti orang pertama jamak [mutakallim ma’a al-ghair]) memiliki dua jenis: laki-laki atau maskulin (mudzakkar) dan perempuan atau feminin (muannats). Maskulin dan feminin ini terbagi lagi menjadi hakiki dan majâzi (figuratif). Seluruh entitas yang memiliki alat kelamin pria dan wanita adalah maskulin dan feminin hakiki (mudzakkar dan muannats hakiki). Selainnya adalah figuratif (majâzi).

Maskulin hakiki seperti “rajul” (pria) dan “jamal” (unta jantan). Feminin hakiki seperti “imraat” (wanita) dan “naqah” (unta betina). Maskulin figuratif (mudzakkar majazi) seperti “qalâm” (pena) dan “jidâr” (dinding). Feminin figuratif (muannats majazi) seperti “dâr” (rumah) dan “ghurfah” (kamar). Penggunaan muannats majazi dalam hal-hal seperti nama-nama kota, anggota badan yang berpasangan memiliki kaidah dan dalam hal-hal lainnya tidak mengikut kaidah tertentu (qiyâsi) dan bersifat simâiSimâi artinya bahwa yang menjadi kriteria adalah semata-mata mendengar orang-orang yang berbahasa Arab dan harus diperhatikan orang-orang Arab menggunakannya dalam bidang apa. Apabila hal tersebut bukan termasuk muannats hakiki dan muannats majâzidan juga bukan mudzakkar hakiki maka tentulah ia merupakan mudzakkar majâziSharf Sâdeh, hal. 28 dan 145.

Dari sisi lain, karena Allah Swt tidak melahirkan juga tidak dilahirkan. Demikian juga tiada yang menyerupainya [Lam yalid wa lam yulad (Qs. Al-Ikhlas [114]:3). Laisa kamitsli syai (Qs. Al-Syura [42]:11) ] dan juga bukan termasuk hal-hal yang terkait dengan penggunaanqiyâsi (mengikuti kaidah tertentu) dan simai muannats majâzi. Karena itu, berdasarkan kaidah bahasa Arab yang harus digunakan untuk Zat Allah Swt adalah kata ganti-kata ganti, nama-nama dan sifat-sifat dalam bentuk mudzakkar majâzi (maskulin figuratif).

Poin ini juga harus mendapat perhatian bahwa tanda-tanda literal muannats dan mudzakkar tidak mengandung nilai tertentu dan tidak menunjukkan tanda dan dalil atas kemuliaan dan kedudukan seseorang. Karena itu, apabila tanda-tanda literal mudzakkar, menunjukkan kemuliaan dan kedudukan tertentu seseorang, dan memiliki nilai  tertentu, maka untuk selain manusia dan sebagian makhluk rendah seperti setan dan iblis... tidak boleh menggunakan kata kerja-kata kerja atau nomina-nomina atau pronomina-pronomina dan seterusnya yang memuat tanda-tanda literalmudzakkar.

Demikian juga, apabila tanda-tanda literal muannats merupakan dalil dan tanda kekurangan dan minus nilai maka entitas-entitas yang sarat nilai seperti matahari (syams), bumi (ardh), kaum pria (al-Rijal), air (ma’) dan sebagainya dan sebaik-baik perbuatan dan kedudukan seperti sembahyang (shalat), zakat, surga (jannat) tidak akan dinyatakan dalam bentuk literal muannats.

{quran al-shia}

Minggu, 14 Oktober 2012

•ღ♥ Munajat ♥ღ•

Bissmillahirrahmanirrahim

Ya Allah, setelah hamba renungkan sebentar kehidupan yang telah hamba lalui, ternyata bukan di tengah hadirnya kesulitan dan kesusahan hamba jauh dari-Mu, tetapi juga di tengah kebahagiaan dan kesenangan. Jelas sudah bahwa memang tiada iman di dada ini. 

Ya Allah, Engkau Yang Maha Menumbuhkan Iman, tumbuhkanlah ya Allah iman di dada hamba-Mu ini.

Ya Allah, Engkau Yang Maha Memberikan taufik dan hidayah, berikanlah taufik dan hidayah-Mu bagi hati yang mungkin sudah berkarat ini. Karat dengan dosa dan maksiat. Ya Allah, bukakanlah pintu hikmah-Mu atas setiap duka dan derita yang hamba rasakan, dan atas bukaan nikmat yang Engkau berikan.

Jadikanlah ya Allah, hamba dan orang-orang yang hamba kasihi, sebagai hamba-Mu yang bersyukur kepada-Mu, di setiap apa pun bentuk kehidupan yang kami lalui. Aamiin.

Jumat, 12 Oktober 2012

ツ Percuma Jika Melupakan Allah ツ



Bagi siapa yang menghendaki kekayaan,
akan diberi-Nya kekayaan.
Bagi siapa yang miskin,
akan dikayakan.

Bagi siapa yang kurang,
akan dicukupkan.
Bagi siapa yang menghendaki kemuliaan,
akan diberi-Nya kemuliaan.

Bagi siapa yang menghendaki perubahan dan perbaikan hidup,
akan diubah dan diperbaiki kehidupanya
untuk menjadi lebih baik lagi.

Bagi siapa yang memiliki hutang,
akan dibayarkan hutangnya.
Bagi siapa yang tersendat bisnisnya,
akan dilancarkan.

Bagi siapa yang belum bekerja,
akan diberi-Nya pekerjaan atau bahkan mungkin usaha.

Bagi siapa yang belum memiliki jodoh,
akan dicarikan-Nya jodoh yang baik.

Bagi siapa yang belum memiliki keturunan,
akan diberi-Nya keturunan.

Bagi siapa yang sakit,
akan disembuhkan.

Bagi siapa yang memiliki salah,
akan diringangkan masalahnya, dicarikan jalan keluar
bagi kebuntuannya, dan dianugerahi kemampuan
di tengah ketidakmampuan dan di tengah ketidakberadaanya.

Itulah sebagian kecil dari keutamaan mendekatkan diri kepada Allah.

Selasa, 09 Oktober 2012

◕‿◕ Afirmasi Ibadah ◕‿◕

Bissmillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

Hal yang cukup efektif adalah dengan melakukan afirmasi (menyebut dengan kata-kata) pada pagi hari, misalnya, "Ya Allah, saya berniat menjadikan hari ini adalah hari ibadah dengan segala aktivitasnya. Ya Allah, izinkan apa pun yang saya lakukan pada hari ini bernilai ibadah."

Dengan cara seperti ini, kita sudah membungkus kegiatan sehari-hari kita dengan nilai ibadah. Andaikan umur kita sampai di siang hari, semoga Allah mencatatkan hari kita adalah hari ibadah sehingga matinya dianggap mati dalam keadaan ibadah.

Sederhana, tetapi nilainya sangat besar jika kita mau melakukanya. 

Insya Allah, Aamiin. 

Senin, 08 Oktober 2012

ツ Izinkan Aku Mencintainya ツ



Bissmillahirrahmanirrahim

Ya Allah..
Izinkan aku mencintainya
Hingga nafas ini terhenti
Hingga jiwa terpisah dengan raga
Hingga detak jantungku tak lagi terdengar

Izinkan aku mencintainya
Dengan senyuman sebagai bintangnya
Walau saat bintang tengah enggan bersinar
Dengan kebahagiaan sebagai langitnya
Walau saat langit tengah mendung kelabu
Dan dengan rasa tentram sebagai sinar bulanya
Walau saat bulan telah menghilang ditelan awan

Izinkan aku mencintainya
Tanpa sedetik pun kurasakan cemas akan cintanya
Tanpa sedetik pun ku rasakan ragu ia kan berubah
Tanpa sedetik pun kurasakan risau ia akan pergi menjauh

Izinkan aku mencintainya
Untuk selama yang Engkau kehedaki
Aamiin.

ツ Yang Wajar ツ

Bissmillahirrahmanirrahim,

Wahai diriku...
Wajarlah dalam menyikapi harta
Nikmatilah kekayaan yang Anda kumpulkan sebagai sebuah kewajaran karena Anda sudah berusaha untuk itu
Namun, jangan berlebihan
Kumpulkan sebanyak-banyaknya harta yang bisa dikumpulkan dan dicari
tetapi jangan melupakan hak mereka yang ada di sekitarmu dan jangan lupakan kewajiban ibadahmu kepada Allah, Tuhanmu.

Jumat, 05 Oktober 2012

Mari Ber-Istiqhfar

Bissmillahirrahmanirrahim


Astaqhfirullah, kami beristiqhfar kepada-Mu Rabb.....
begitu banyak kesia-siaan perbuatan amal dunia yang
kami lakukan yang tidak ada nilai manfaat di mata-Mu,
kecuali ia memang menjadi kebaikan dunia semata;sedang
di akhirat kami tiada beroleh manfaat apa-apa.

Astaqhfirullah, kami beristiqhfar kepada-Mu Rabb.....
begitu banyak perbuatan dosa dan maksiat yang belum
kami mohonkan ampunan dari-Mu.

Astaqhfirullah, kami beristiqhfar kepada-Mu Rabb....
kami menginginkan jadi ahli surga, tapi yang kami
lakukan amalanya ahli neraka. kami menginginkan
cinta-Mu, tapi yang kami lakukan hanya mengundang
kemarahan-Mu.

Astaqhfirullah, kami beristiqhfar kepada-Mu Rabb....
ketika akmi banyak mendekati, atau malah sudah masuk
kepada kategori fasik;yaitu ketika kami tahu sesuatu salah,
tapi masih kami kerjakan, masih kami langgar.

Astaqhfirullah, kami beristiqhfer kepada-Mu Rabb...
Engkau mendapati kami kurang bersyukur, sedikit amal,
dan banyak dosa, enggan memperbanyak beristiqhfar.

Astaqhfirullah, kami berlindung Ya Rabb, dari dosa
yang tiada Engkau ampuni, dari kesalahan yang tiada Engkau 
perbaiki, dari keburukan yang tidak Engkau hapus, dari
amalan yang tidak Engkau sukai, dari hajat yang yiada
terpenuhi, dari masalah yang tidak Engkau bantu, dan
dari hutang yang tiada bisa kami bayar. Kami berlindung
ya Rabb kepada-Mu, dari segala keburukan di dunia dan
di akhirat, serta memohon keselamatan di dunia dan di
akhirat. Aamiin.